Saturday, 9 September 2006

Apa yang terjadi pada awal september 1945 ?

Tidak semua rakyat menyadari pada awal September 1945, bahwa Indonesia sudah benar-benar Merdeka. Memang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sudah dikumandangkan, Undang-undang Dasarpun sudah ditetapkan. Bahkan kita sudah punya Presiden dan Wakil Presiden sejak tanggal 18 Agustus 1945. Kita juga sudah memiliki kabinet Presidensiel pada tanggal 5 September 1945. Tapi sudahkah kita benar-benar Merdeka saat itu ?. Kekuasaan Pemerintahan masih ditangan Jepang. Gedung-gedung milik Pemerintah masih dikuasai Jepang. Bahkan bukan hal aneh, tentara Jepang masih hilir mudik dijalan-jalan umum. Mungkin yang berbeda, sudah tampak dijalan-jalan orang-orang Belanda yang hari-hari sebelumnya masih dikonsinyir dalam kamp interniran mereka. Kebebasan sudah mulai tampak. Misalnya dikamp Cideng, pintu besar depan sudah tidak dijaga lagi secara ketat oleh Jepang. Pada tanggal 8 September 1945, 7 orang opsir sekutu dibawah pimpinan mayor AG Greenhalgh mendarat dengan payung dilapangan kemayoran. Rombongan ini merupakan Allied Mission yang diwajibkan melapor kepada South East Asia Command (SEAC) di Singapura. Mereka merupakan kelompok pertama menjelang pendaratan pasukan sekutu yang datang dengan kapal“Cumberland” dibawah pimpinan Laksamana WR Patterson. Greenhalg segera menempati posnya di Hotel des Indes. Mungkin melihat keadaan ini, pada tanggal 10 September 1945, Presiden Soekarno mengumumkan bahwa hanya perintah dari Pemerintah Republik Indonesia yang mesti diturut oleh Rakyat Indonesia. (diambil dari Osman Raliby, Documenta Historica hal 34)

No comments:

Post a Comment